Band metal asal Jakarta, Orestes, melepas album pendek terbaru bertajuk From the Unaltered Nerves to the Deafened Minds dalam format kaset melalui label rekaman independen bernama Caged Choir Conjoint.
Terhitung tujuh tahun lalu sejak Orestes merilis album studio perdana Equivocal Paragraph yang ketika itu dirilis oleh Rottrevore Records. Perjalanan Orestes yang kembali tersingkap di tahun ini tak semudah yang dibayangkan. Proses penggarapan album pendek ini hanya dapat dikerjakan oleh dua orang personil. Menyikapi keterbatasan tersebut, Orestes melibatkan lebih banyak kontributor di dalamnya. Kusuma Widhiana dari Parau dan Junior Johan dari Rekah bersedia memberikan waktu, tenaga, serta pikirannya untuk membantu mengisi kekosongan pada posisi drum dalam rekaman terbaru ini. Tidak hanya itu, kami juga melibatkan beatmaker Andyan Adhimukti—yang lebih dikenal sebagai moniker Singuratic—untuk menghasilkan versi remix pada salah satu lagu dalam album tersebut.
Proses pengerjaan From the Unaltered Nerves to the Deafened Minds termasuk cukup lama. Johan Franklin sebagai pendiri Orestes menjelaskan, “EP ini sudah direncanakan sejak 2017 awal, namun pada akhirnya baru selesai di pertengahan 2018 karena ada beberapa hal yang harus kami godok dengan matang, terutama untuk konsep dari EP-nya sendiri.”
Sebagai tambahan, Fachri Bayu Wicaksono sebagai komposer mengatakan, “Kami ingin para pendengar mendapatkan pengalaman berbeda ketika mendengarkan album ini. Dengan membebaskan musik Orestes dari segala bentuk pengelompokan jenis musik, kami harap karya kami dapat terdengar lebih jujur dan berkesan dari sebelumnya.”
Orestes mencoba untuk menggabungkan unsur-unsur manis nan melankolis ke dalam akar musik death metal yang dianut sejak awal berdiri.
Hampir seluruh instrumen dalam From the Unaltered Nerves to the Deafened Minds direkam di Noise Lab Studio, Jakarta Timur bersama Auliya Akbar sebagai recording engineer-nya, kecuali rekaman drum pada lagu “Worhowl” dan “The Pledge” direkam di 49wreckchord Studio, Bali bersama Dimas Dwi Kuncahyo selaku recording engineer. Seluruh proses mixing dan mastering dikerjakan oleh Khemal Landau yang sebelumnya diketahui mengerjakan proses pasca-produksi untuk album dari band-band seperti Death Vomit, Deadly Weapon, Divine, Devoured, serta Metallic Ass. Sedangkan pada aspek visual, kami berkolaborasi dengan seniman asal Singapura, yaitu Chequita Ernantia yang mengilustrasikan cerita-cerita tersembunyi di balik album ini.
Setelah perjalanan satu dekade, Johan Franklin, Herdityo Wibowo, Florentino Ariza serta Gemuruh Adhityatama mengundurkan diri dari Orestes—menyisakan Fachri Bayu Wicaksono yang pada akhirnya memutuskan untuk menjadikan Orestes sebagai wadah kolektif. Lewat From the Unaltered Nerves to the Deafened Minds, Orestes mengajak lebih banyak orang untuk berjalan beriringan bersama mereka dalam melewati segala bentuk kesesakan. Siapapun dapat menyalurkan segala talentanya bersama Orestes karena bejana mereka adalah milik bersama yang dapat menampung daun-daun gugur, lelehan lilin dalam gelap, dan sisa-sisa makanan yang terbuang.
===============================================================================
For more info:
Instagram: @orestesurge
Bandcamp: orestesurge.bandcamp.com