Sifat bohong merupakan kondisi psikologis yang biasa terjadi dalam keseharian. Sifat bohong dinyatakan sebagai laku koruptif, ketika berhasil memanipulasi dan merugikan orang lain. Kebohongan sama dengan korupsi. Disrupsi informasi menyebabkan sulitnya membedakan antara jujur dan bohong. Kerangka kebohongan di era digital seringkali muncul dari tipu daya iklan, berita hoaks atau konten prank. Tentu saja melahirkan banyak korban yang sulit dijangkau. Kejahatan yang terjadi setahun belakangan ini seperti investasi bodong, skenario palsu polisi tembak polisi, dan lain sebagainya, adalah akibat kehebatan mengelola kebohongan dengan baik. Padahal, bohong secara sederhana adalah kecenderungan dari sifat manusia. Semua orang dipastikan pernah berbohong.
Berbohong sebagai siasat komunikasi, kini dianggap mampu mempertahankan eksistensi dan mekanisme pertahanan diri. Seperti lomba atau kontes, semakin hebat berbohong, semakin berpotensi menjadi pemenang, dan ketika semakin jujur, semakin tidak mendapatkan apa- apa. Dalam konteks “Kontes Berhohong”, pernyataan bahwa “semua orang adalah pembohong” diuraikan ke dalam anggapan bahwa “semua orang juga dapat mendeteksi kebohongan”. Melalui pertunjukan dan Pameran Partisipatif, seniman yang terlibat akan mengajak warga Desa Mulyosari, Kab Tulungagung sebagai responden untuk saling memberi pandangan terkait cara mendeteksi kebohongan. Peristiwa seni tersebut dijadikan sebagai ruang autokritik dan analisis kritis terhadap sifat bohong yang ada dalam diri sendiri, orang lain dan lingkungan sekitar. Kepekaan kolektif dalam memaknai integritas, juga akan diujicoba oleh seniman dan warga desa.
Partisipasi warga menjadi sangat penting karena seniman partisipan menjadikan peristiwa seni yang digulirkan sebagai alat untuk melakukan eksperimen sosial dan metode pengumpulan data. Seniman tersebut adalah Rizal Sofyan (Seniman Pertunjukan) dalam karyanya akan mengajak warga untuk melakukan uji bakat berbohong dalam games/permainan “Siasat Sesat” , Kolektif Gulung Tukar (Kolektif Seni Multidisiplin) akan membuka akses informasi yang jujur dan transparan untuk warga desa dalam instalasi pos kamling, Perkumpulan Teater Gayeng Nusantara (Kelompok Sandiwara Bahasa Jawa) akan mengajak warga berkolaborasi dalam adegan dramatis untuk mengenal tokoh imajinatif seorang pembohong yang hidup di lingkungan perkampungan, serta Yulela Nur Imama (Penari/koreografer) yang akan membagikan sisi personal dari perempuan yang selalu beririsan dengan tantangan menjalani sikap jujur.
Selain pertunjukan dan pameran partisipatif, “Kontes Berbohong” dilengkapi dengan Kelas Interaktif Pendidikan Anti Korupsi dari Indonesian Corruption Watch dan Penyuluh Anti Korupsi Jawa Timur serta Rembuk Warga yang difungsikan sebagai ruang refleksi warga desa terhadap wacana yang digulirkan Seniman, dengan pemantik diskusi yaitu Iiw Tualang (pegiat literasi) dan Figo Dimas (Seniman).
================================================================================
Info :
Instagram : https://www.instagram.com/explore/tags/kontesberbohong/